PENYELESAIAN KASUS SPK MENGGUNAKAN METODE AHP
Assalamualaikum Wr.Wb.
Disini saya akan
menjelaskan tentang cara pemilihan kos dengan menggunakan metode AHP 😊
Langsung saja akan saya jelaskan apa itu metode AHP ...
1. Pengertian Metode AHP
Proses
hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau
kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan
cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan
lebih baik dibanding tindakan lain. AHP merupakan suatu model pendukung
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini
akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi
suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi
level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria,
sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering
digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain
karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai
konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling
dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai
dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang
dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output
analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Metode
“pairwise comparison” AHP mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria
yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki.
Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan
pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas
untuk urutan alternatif. “ Pairwaise
comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan
pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati, namun
kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkan secara kuantitatif.
Konsep
dasar AHP adalah penggunaan matriks pairwise
comparison (matriks perbandingan berpasangan) untuk menghasilkan bobot
relative antar kriteria maupun alternative. Suatu kriteria akan dibandingkan
dengan kriteria lainnya dalam hal seberapa penting terhadap pencapaian tujuan
di atasnya (Saaty, 1986).
Tingkat
Kepentingan
|
Definisi
|
Keterangan
|
1
|
Sama
Pentingnya
|
Kedua elemen mempunyai pengaruh
yang sama
|
3
|
Sedikit lebih penting
|
Pengalaman dan penilaian sangat
memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya
|
5
|
Lebih
Penting
|
Satu elemen sangat disukai dan
secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen
pasangannya.
|
7
|
Sangat
Penting
|
Satu elemen terbukti sangat
disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan
elemen pasangannya.
|
9
|
Mutlak lebih penting
|
Satu elemen terbukti mutlak lebih
disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada keyakinan tertinggi.
|
2,4,6,8
|
Nilai Tengah
|
Diberikan bila terdapat keraguan
penilaian di antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan.
|
Skala
dasar perbandingan berpasangan
(Sumber
: Saaty, 1986)
Penilaian
dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain adalah bebas
satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistensian. Saaty
(1990) telah membuktikan bahwa indeks
konsistensi dari matrik ber ordo n dapat diperoleh dengan rumus :
Dimana :
· CI = Indeks Konsistensi (Consistency
Index)
· λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
Nilai eigen terbesar didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan
menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI)
dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.
Rasio
konsistensi dapat dirumuskan :
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%,
ketidak konsistensian pendapat masih dianggap dapat diterima.
2. Studi Kasus
Dari hasil
yang kami survei ada empat mahasiswa Politeknik Negeri Tanah Laut yang saat ini
bertempat tinggal (kost) tidak jauh dari kampus. Kami ingin mengetahui tempat tinggal(kost) mana yang sangat
diminati.
a.
Alternatif :
1. Gg. Mansyur
2. Gg. Anggrek
3. Gg. Kamaratih
4. Ambungan
b. Kriteria
:
1. Jarak dari kos ke kampus
2. Harga pembayaran kos per bulan
3. Fasilitas yang ada dikos
4. Keamanan di sekitar kos
c.
Penyelesaian :
1. Buatlah matriks perbandingan berpasangan untuk setiap alternatif pada
setiap kriteria dengan menggunakan nilai
1-9
Keterangan :
· Mij = besarnya nilai pemilihan alternatif i
daripada alternatif j pada
kriteria yang diberikan.
Langkah 1: Matriks Perbandingan
Banyak = Jumlah kriteria
(n) + 1
maka , banyak matriks
perbandingan nya 4 + 1 = 5
i.
Kriteria :
Kriteria
Penjelasan : Pada tabel ini kita membandingkan antara
kriteria dan kriteria , dimana pada seluruh kriteria tersebut yang menurut kita
sangat penting untuk memilih sebuah kos.
ii.
Kriteria
Jarak dari kos ke kampus
Penjelasan : Pada tabel ini kita membandingkan antara
kriteria jarak dari kos ke kampus , dimana pada pada perbandingan ini kita
dapat mengetahui jarak kos mana yang paling dekat dengan kampus.
iii.
Kriteria
Harga pembayaran kos per bulan
Penjelasan : Pada tabel ini kita membandingkan antara
kriteria harga pembayaran kos perbulan, dimana pada pada perbandingan ini kita
dapat mengetahui harga pembayaran kos yang paling murah.
iv.
Kriteria
Fasilitas yang ada dikos
Penjelasan : Pada tabel ini kita membandingkan antara
kriteria fasilitas yang ada dikos, dimana pada pada perbandingan ini kita dapat
mengetahui daerah mana yang fasilitas nya lengkap.
v.
Kriteria
Keamanan di sekitar kos
Penjelasan
: Pada tabel ini kita membandingkan antara kriteria keamanan di sekitar kos ,
dimana pada pada perbandingan ini kita dapat mengetahui kos mana yang lebih
aman.
2.
Normalisasi matriks dengan cara :
a. Hitung
jumlah setiap kolom.
b. Untuk setiap elemen matriks,bagilah dengan
jumlah kolom yang bersesuaian.
Score (si)
untuk setiap alternatif adalah rata-rata dari setiap baris dalam matriks yang
telah dinormalisasi.
Langkah
2: Normalisasi dan Skoring
ii.
Jarak dari
kos ke kampus
iii.
Harga
pembayaran kos per bulan
iv.
Fasilitas
yang ada dikos
v.
Fasilitas
yang ada dikos
3.
Lakukan pengecekan untuk memastikan bahwa pengambil
keputusan telah konsisten dalam pembuatan perbandingan.
Ukuran konsistensi :
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian
pendapat masih dianggap dapat diterima.
4. Untuk setiap alternatif, hitung total
skor dengan rumus :
Keterangan :
·
wj
= bobot untuk kriteria j
·
rij
= skor untuk alternatif i pada kriteria j
·
Langkah 4: Nilai Preferensi
Didapat dari hasil skoring pada normalisasi antara
kriteri dengan kriteria.
·
Langkah 5: Kesimpulan
Kost
yang sangat diminati terletak di Gg. Mansyur
Sekian penjelasan dari saya tentang penyelesaian kasus SPK dengan menggunakan metode AHP mohon maaf apabila dalam postingan ini masih terdapat kekurangan nya 😁